Kamis, 31 Juli 2014

Lagu anak-anak yang jarang didengar

Edit Posted by with No comments
Malam Indah

Malam indah, bulan purnama
Di kalaku terpesona
Datanglah karib meminta diri
Untuk pergi tunaikan bakti
Meskipun berat menekan
Rasa kata diucapkan
Untukmu juaku sampaikan
Dengarkan petuang dan pesan
Reff:
Sungguh suci murni cintamu
Bak bunga belum layu
Mekarlah hatimu kembang sayapmu
Jauh pandangan hidupmu
S'moga dikau pergi
Tanpa halangan dalam perjalanan
S'moga dikau kembali 
Beserta bingkisan pemberi harapan



Edisi Puisi Lama Kolosal Tentang Korupsi

Edit Posted by with No comments
TAKDIR
Karya : Rohman Hidayat

Siang atau pun malam bagiku tetap malam 
Bulan atau pun tahun bagiku tidak terasa
Setelah kau panah nyawaku dengan takdir-Mu
Waktu untukku telah habis
Gelombang dunia bagiku laksana tarian ilusi 
Di dalam goa ini aku seorang diri
Tenggelam dalam diriku dan malam abadi sunyi
Di atas ku air berlinang dan menetes dari celah-celah rekaan tanah
Membasahi serpihan daging busuk dan sendi-sendi yang berpisah
Cacing telah mengcabik-cabikku 
 Kini bias pelangi dunia luluh
Meninggalkan jejak yang penuh dosa
Dosa pada istriku, anakku, teman-temanku
Istriku kau ku abaikan 
Kau kunafkahi dengan uang haram hasil korupsi dan kolusi
Anakku kau ku telantarkan 
Kau ku biayai dengan keringat kotor 
Temanku kau ku sesatkan 
Kau ku gaji dengan kebohongan
Ya Allah... Ya Rabbi... 
Ampunilah aku, tubuhku berlumur dosa
Ya Allah... Ya Rabbi... 
Luruskan jalan hidup mereka
Istrikku, Anak-anakku dan orang-orang yang ku tinggalkan
Para pemimpin, bahwahan maupun du'afa
Ya Allah... Ya Rabbi... 
Terbangkan segala dosa dan nada
Tinggal landaskan segala tipu daya dunia
Selamatkan dunia dan akhirat
Ya Allah... Ya Rabbi... 
Kendalikan pesawat hidup mereka atas ridha-Mu
Kemudian dengan setir-Mu
Agar mampu mendarat di bandara surga-Mu




Minggu, 27 Juli 2014

Puisi Lama

Edit Posted by with No comments


I.C.C.U
Karya : Suyatna Anirun

Di rimba belantara para nonia
Aku terjebak dan terikat
Kasurku hamparan tumbuhan merambar
Di belakangku labu Kristal meneteskan air bening
Menyelusup ke urat nadiku
Lihatlah tubuhku yang mengfosil
Sedang dibujuk para dewa
Sudah menyatu dengan semak belukar
Menjadi satu dengan pohon-pohon raksasa
Dari lubang hidupku tumbuh dua akar panjang
Yang satu menembus lambung
Yang lainnya menembus peparu
Dari dua pinggang dan kemaluanku
Tumbuh empat akar menjulur ke bumi
Dan dari ujung akar, akar itu darah menetes
Itulah darahku…
Lihatlah katub luka sepanjang perutku
Yang kemarin pecah poranada
Tempat para dewa menjungkil seekor kepiting
Yang menyelip dan menggrogoti isi perutku