Cintaku
Dibalik Sayap Peri Kecilku
“Cinta
begitu membingungkan. Meski dapat dirasakan, namun sulit terlihat, jika dipikirpun masuk
akal. Berribu rasa tumbuh
sumbur didalamnya. Bersama cinta suka dan duka terasa indah. Ehmmm… Aneh ya? tapi itulah
cinta”
Angin
membisik lembut telingaku menusuk lirih tubuhku. Dan menggiring
partikel-partikel gelombang transversal dan longitudinal yang menyebabkan
getaran bunyi bel masuk ke telingaku. Aku pun terkaget dengan bunyi bel pulang.
Teng… teng… teng… teng… Aku pun mulai
berkemas. Usai berdoa semua siswa mengucapkan salam. Aku dan Annya berjalan
menuju pintu gerbang sambil menunggu jemputan. Tak lama kemudian Om Annya
datang. “ Aku duluan ya, Mo? bye…” seru Annya sambil melambaikan tangannya. Aku
tak menjawab apapun, Aku hanya tersenyum manis kepada sahabatku itu. Lalu Aku menunggu dan terus menunggu. Lima belas
menit sudah berlalu, Aku masih tetap duduk termangu menunggu ibu. Mataku
berkaca-kaca Aku hampir saja meneteskan air mataku. Tapi Aku yakin, pasti
sebentar lagi Ibu datang menjemputku. Dan Aku harus berlatih sabar. Matahari
mulai tergelincir dan hari mulai sore. Di ujung jalan terlihat Ibuku datang
dengan motor kesayangannya. Aku sangat bahagia karena kesepian dan kesedihanku
telah usai. Tanpa basa-basi aku langsung naik ke motor.
ฐสฐ
3 bulan kemudian
Aku
sangat rindu pada sahabat baikku. Lalu Aku meneleponnya.
“ halo… sore An, lagi ngapain nih?
Bagaimana kabarmu disana? ” sapaku.
“ sore
juga, lagi dugem nih. Eh… maksud Aku duduk gembira,
Aku
baik-baik aja kok. Kalau kamu, Mo?” jawab Annya dengan
Riang
“ tentu
baik dong, Alhamdulillah. Ngomong-ngomong
kamu
jadi nih nglanjutin school di SBI? Aku tuh
nggak mau berpisah
sama kamu “ kataku sambil mencucurkan air
mata
“ iya, Aku juga sedih. Tapi kamu juga akan
bahagia kok disana.
Kamu akan menemukan sahabat yang lebih baik
dari Aku”
ucap
Annya dengan nada lirih dan sedih
“ good
luck ya… semoga kamu happy disana. Walau kamu
punya
teman baru jangan lupain Aku. Sering-sering kasih
kabar ya…” ucapku dengan penuh harap.
“ baik
Mo, udah ya… Aku mau bantu-bantu tanteku dulu”
jawab Annya dengan mengusap air mata yang
berlinang
dipipinya.
ฐสฐ
Aku sangat gugup
karena hari sudah sangat siang, ku naiki motor maticku dan ku tancap gas
sekuat-kuatnya. Sesampai ku di sekolahan. Dengan secepat kilat Aku pun berlari
menuju papan pengumuman. Huahuahua….
Napasku tak beraturan kayak hari senin-kamis aja hahaha…. Ku usap keringat
dikeningku. Lalu aku mencari namaku “ Momokama Natsyumi ”. “ wah… itu namaku ada
di nomer tujuh puluh
tiga “ ternyata aku masuk di kelas X.4.
Aku pun langsung mencari kelas X.4. Tapi Aku binggung dimana letaknya
disini banyak sekali ruangan. Aku berjalan kesana-kemari namun hasilnya nihil.
Tiba-tiba seorang bapak setengah paruh baya mendekatiku.
“ De, lagi mencari ruangan ya?” seru bapak itu
dengan ramah.
“ ya pak. Saya sedang mencari
kelas X.4?” tanyaku dengan napas terengah-engah.
“ oh bapak tahu, mari bapak
antar “ jawab bapak itu dengan senang hati.
Ternyata kelas X.4
di lantai tiga berdekatan dengan ruang musik. Aku pun langsung masuk ke kelas
tersebut. Semua siswa sudah duduk rapi di bangku masing-masing. Hanya tersisa
satu bangku di pojok kanan. Karena Aku terlambat maka Aku disuruh
memperkenalkan diri dengan mengunakan bahasa inggris.
ฐสฐ
Keesokkan harinya
Aku berangkat lebih awal. Karena Aku takut terlambat lagi. Saat pelajaran
Sejarah, tiba-tiba mataku terpaku pada sesosok orang yang duduk di pojok kiri
belakang. Parasnya menggetarkan hatiku , senyumnya mengisi celah hatiku, hatiku
pun berbunga-bunga. Dan mendadak sinyalku kuat. Dengan tiba-tiba sinyal-sinyal
simpatiku menghampirinya.Tak kurasa aku jatuh cinta.
Teng… teng… teng…
bel istirahat berbunyi. Sewaktu istirahat pasti hampir semua siswa pergi ke
kantin, itulah kebiasaan yang sudah melekat erat di Negara kita. Seperti biasa Aku
dan Nina pergi ke kantin. Di tengah-tengah perjalannan Aku teringat ada sesuatu
yang tertinggal di tas, dalam perjalanan Aku bertanya-tanya apa yang tertinggal
itu. Tanda Tanya besar hinggap dipikiranku. Langakahku terhenti.
‘’ Nin, uangku ketinggalan di tas’’
seruku panik
‘’ yuk kita ambil’’ jawab Nina
santai
Ku masuki kelas dan ku ambil
uang di tas. Dengan tiba-tiba mataku melirik ke pojok belakang. Ternyata
dipojok belakang tersebut ada seorang cowo yang sedang asyik mainan HP.
“ cowo itu yang kumaksud, Nin. Aku ngefans
banget sama dia”
kataku sambil memandanginya
“ oh…. Itukan Mico “ jawab Nina
“ maksud kamu, Mico Nico
Andilo?” Aku pun bertanya lagi
“ kok kamu tahu sih?” Nina pun
balik Tanya padaku
“ karena kemarin tuh Aku sempet baca
dibuku absensi,
Pasti dia udah punya cewe. Apa kamu tahu
siapa nama
cewenya?” tanyaku penasaran
“ kalau nggak salah namanya
Masyha, dia anak kelas X.2”
“ mending kita jalan-jalan yuk…
Aku BT banget nih” ajakku dengan kesal
Ketika
Aku dan Nina sedang di kantin. Aku lihat kalau Mico dengan seorang cewe sedang
bermesraan. Rasanya hatiku jatuh dari
langit ke tujuh hancur berkeping-keping.
“ jealous jealous jealous………rasanya
sakit nih. Aku tuh nggak
setuju buanged kalau
mico memadu cinta dengan cewe dijay
itu” kataku penuh
sengit
“ yupzzz… Aku juga nggak setuju
banget sama cewe dijay itu.
Nggak level banget dengan Mico. Mico kan anaknya cakep,
cool, manis, keren,
care, tubuhnya jangkung, terus kulitnya
putih bersih lagi,
pokoknya paz disemua sudut yang sejajar
dengan hatiku. Kita berdua kan sama-sama ngefans sama Mico”
jawab Nina membela
Teng…
teng… waktunya pelajaran Geografi. Biasa setiap pelajaran geografi pasti ada
tugas kelompok. Dan biasanya lagi pembagian kelompoknya menurut nomer absen.
Bagian itu yang ku suka. Karena apa? Karena Aku pasti satu kelompok dengan
Mico.
Sepulang
sekolah Aku, Mico, Mikha, Nina, dan Nino berkumpul ditempat parkir.
“ be the way, kita mau ngerjain
tugas dimana nih?” Tanya Mikha
dengan nada
rendah. Mungkin dia cape
“ bagaimana kalau dirumah Aku
aja? kalian tahu rumah Aku
kan?” ajakku
“ jauh
dari jalan Mangga nggak?” Tanya Mico
“ dekat
kok… rumah Aku di blok F, jalan Manggis nomer 21”
jelasku
“ kalau
nggak salah itu kan perumahan pegawai. Memang
Bokap nyokap kamu pegawai?” Tanya Mikha
dengan penasaran
“ bokapku
memang pegawai. Tapi nyokap cuma wanita karir
biasa. Aku tunggu di rumah jam tiga ya…
don’t forget?”
seruku penuh harap.
Usai
membuat jus dan mengemasi kue-kue kecil. Aku duduk manis di taman belakang
rumahku. Teman-teman pun sudah berkumpul.
Mico
bertanya dengan serius “ kita mau memulai dari mana nih?”.
“ bagaimana kalau Nina dan Nino yang gambar.
Lalu Aku,
kamu, dan Mita mencari-cari materi di
internet” itulah
sedikit pendapatku.
“ kalian
setuju?” tanyaku untuk memulai bekerja.
ฐสฐ
3 bulan pun
berlalu. Batinku makin tersiksa dengan perasaanku yang semakin menjadi-jadi.
Mungkin dihatinya aku hanyalah teman dekat. Hubungan mereka pun masih berjalan,
walau sempat putus nyambung. Tapi akhir-akhir ini sikap masyha agak aneh.
Suatu
hari sepulang sekolah. Aku hendak pergi ke toko buku dengan naik motor maticku.
Sesampai di toko buku. Ku parkir motorku disamping motor pespa berwarna biru.
Tiba-tiba terdengar suara yang sangat keras. Kayaknya sumber suara tersebut
tidak jauh dari sini. Aku pun berusaha mendekati krumunan itu. “ kayaknya ada
kecelakaan tuh” kataku dalam hati. Ku lihat dua orang berbocengan naik motor
ninja tergeletak berlumuran darah. Luka kedua orang tersebut cukup serius. karena
penasaran lalu Aku berusaha mendekatinya. “ kalau nggak salah ini kan masyha?
Tubuhnya penuh dengan darah. Tapi Aku heran Kenapa dia pergi bersama cowo lain.
Bukannya dia masih sama Mico? Apa jangan-jangan dia… selingkuh???”. Aku pun
makin penasaran, lalu aku mencoba bertanya
pada seorang bapak yang berdiri disampingku.
“ permisi
pak, apakah bapak tahu tentang kejadian kecelakaan
ini?”
“ ya De, tadi bapak melihat mereka berdua ini
kelihatan
seperti
sepasang pelajar yang baru pulang sekolah
yang ingin pergi bersama. Maksud bapak jalan
berdua.
Mereka berjalan dengan kecepatan tinggi dan
dengan arah
yang berlawanan ada sebuah truk dan kendaraan lain. Lalu di
perempatan
jalan ini mereka menabrak truk tersebut. Lebih
parahnya lagi De, kemungkinan nyawa mereka
tidak tertolong
lagi” jelas bapak tadi.
“ terima
kasih ya pak atas informasinya” seruku penuh haru
“ oh
sama-sama De ”jawab bapak itu dengan santun
ฐสฐ
Dihari Rabu yang
mendung, semendung perasaan Mico yang ditinggal kekasihnya. Apalagi dia tahu,
selama dua minggu terakhir ini sikap Masyha aneh. Nomernya sulit dihubungi,
diajak jalan pun susah. Ternyata Masyha mendua dengan Egi anak SMA Swasta
Bhakti Bangsa. Mico sangat terpukul atas kejadian tersebut. Aku pun berusaha
untuk menghiburnya.
Sekarang
Aku selalu bersama Mico. Ke kantin, ke perpustakaan, bahkan duduk sebangku.
Hari-hari telah ku lewati bersamanya. Puluhan tugas telah ku kerjakan
bersamanya. Aku dan Mico sangatlah dekat. Dan sekarang Mico sudah mulai
melupakan Masyha. Yangku sayangkan Aku tidak tahu alamat rumah Mico.
ฐสฐ
Di hari minggu
Mico menelponku. Katanya dia mau mengajakku main ke pusat perbelanjaan. Aku
diajak main game bersamanya. Karena Mico sangat jago. Akhirnya Mico memenangkan
gamenya. Lalu bapak petugas memberikan sebuah hadiah boneka Tedi yang lucu.
Tiba-tiba Mico memberikan kepadaku.
“ Co,
pulang yuk… cape nih” kataku dengan ekpresi lemas
“ ya,
sayangku. Tapi makan dulu yuk lapar nih” jawab
Mico
dengan memegang tanganku dan menatapku penuh arti.
“ tadi kamu
panggil Aku apa?”
“ dasar
cewe tuli… “ ejek Mico. Aku langsung memapangkan
cembrut diwajahku.
“ Mo,
kamu lebih cantik cemberut deh… hehehe”
“ fitnah
banget, sakit tahu sana-sini difitnah terus”
Ditengah-tengah
makan Aku tak sadar kalau aku telah mengatakan “ wo ai ni Mico” Aku menatapnya
penuh harap. Mico pun merespon ucapanku tadi. Lalu dia tertawa kecil hehehe…
“ apa Mo?
Kamu cinta Aku?” Tanya Mico penasaran
“
sebenarnya Aku malu untuk jelasin ini. Tapi gimana ya… Aku
udah
terlanjur. Oke Aku cerita, jujur ya Co. Aku tuh udah
lama
memendam rasa ini. palahan saat kita pertama berte-
mu.
Aku pun sering jealous kalau melihat kamu berduaan
memadu
cinta dengan cewe. Hatiku selalu berapi-api seperti
saat
Nagasaki dan Hirosima dibom atom oleh Pasukan
Amerika.Tapi
Aku sadar kalau kamu bukan siapa-siapa Aku.
Aku
malu untuk ngungkapin ini semua Co”
“ hahaha…
kata siapa kamu bukan siapa-siapa Aku? Aku juga
punya rasa yang sama kok“ Mico pun tertawa
Wajahku
memerah, Aku sangat malu dihadapannya.
“ Mo, Aku
juga cinta kamu. karena kamu itu cewe yang baik,
perhatian, cantik, pinter. Terus kamu juga
lebih baik dari
Masyha kok” kata Mico memuja
Lalu
Mico mengecup pipi kiriku. Aku sangat bahagia. Akhirnya Aku mulai bisa mengisi
celah-celah hatinya. Seakan-akan Aku juga merasakan musim semi di istana al
Hamra.
Seusai
makan Aku dan Mico pergi ke tempat parkir. Ku ambil motor maticku dan Mico juga
mengambil motor ninjanya. Saat di perjalanan, tiba-tiba ban motor Mico kempes.
Lalu kita membawanya ke bengkel terdekat. Hari sudah senja, so… motor Mico
terpaksa ditinggal dan dengan senang hati Mico pun pulang bersamaku naik
motorku.
Di
perjalanan tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya.
“ say
dijok ada jas hujan nggak?” Tanya Mico sambil menarik rem dengan seketika motor
pun berhenti
“
kayaknya nggak” jawabku dengan wajah memucat dan tubuh menggigil
“ kamu
pasti kedinginan wajahmu pucat banget” seru Mico sambil melepas jaketnya dan
memakaikannya ke tubuhku.
Dan kita
pun melanjutkan perjalanannya.
Sesampai
dirumah Mico. Aku pun disuruh masuk, but… aku sangat malu. Namun Mico memaksa
“ ayolah
Mo masuk… kita minum-minum teh dulu. selama kamu
jadi
temanku, kamu kan belum pernah main ke rumahku. Dingin
banget
lho di luar. Kelak rumah ini kan jadi milikmu juga…“
Mico
terus mengajak. Ku langkahkan kakiku Aku pun masuk ke rumah, ketika Aku
berjalan menuju ruang tamu ada seorang cewe keluar dari rumah Mico….. ??? dan
cewe itu tiba-tiba lari dan memeluku.
“ eh…
Momo Aku kangen banget sama kamu” Annya
memelukku sangat erat.
“ Aku
juga begitu. Be the way kamu ngapain disini? Kamu
juga temen Mico?”
“ ya
iyalah Aku disini Mico kan kakakku” jawab Annya sambil
Memegang tanganku
“ what…
kakak kamu? Setahu Aku kan kamu hanya punya satu
satu kakak, dan kakakmu kan tinggal di
Bandung?”
“ baju
kamu basah ganti baju dulu ya…. Nanti kamu bisa sakit”
Ucap
Annya
Setelah
selesai ganti baju Aku dan Annya melanjutkan cerita tadi
“yupz…
karena perusahaan bokapku bangkrut. Rumah kami di
Bandung pun jadi jaminan.Terpaksa deh Bokap,
Nyokap dan
kakakku harus pindah kesini. Terus beli Rumah
disini.
Untungnya bokap langsung dapat pekerjaan”Jelas
Annya
lengkap.
“ An,
kamu kenal Momo?” Tanya Mico penasaran
“ yupz…
Palahan Momo itu temen dekatku, memang kenapa?”
“ kok
Annya nggak pernah cerita ke kakak. Tahu nggak... Siapa
Pacar kakak sekarang?”
“ I don’t
know. Kan Kakak nggak pernah cerita ke Annya”
“ sahabat
SMPmu dulu, yang sedang duduk dihadapan kakak”
“ eeehmm…
udah sore nih, Aku pulang dulu ya?” seru ku untuk
Mengakhiri pembicaraan.
“ Aku
setuju kok Mo, kalau kamu jadi pacar kakakku.
Sering-
sering main kesini ya?”
“ oke An,
bye…”
ฐสฐ
Puluhan detik
terkumpul menjadi menit, puluhan menit terkumpul menjadi jam, puluhan jam
terkumpul menjadi hari, kumpulan hari menjadi minggu, kumpulan minggu menjadi
bulan. Enam bulan telah ku lewati bersama Mico. Ku perangi panasnya terik
matahari dan semua rintangan dihadapanku. Kemarau tahun ini telah berlalu, dan
semua itu telah menjadi sejarah dihidupku.
Musim
penghujan tahun ini pun tiba. Ku lukis pelangi pudar dilangit, ku persembahkan
untuk kekasihku Mico. Agar Mico dapat mencuri selendangku, saat aku
bermain-main di kali. Sehingga, Aku tak
dapat kembali ke kayangan bersama teman-temanku. Agar kudapat memadu cinta
bersama Mico untuk selamanya. Meniti hidup di bumi yang indah ini. Mico cinta
Momo selamanya.
‘’ TAMAT ‘’
0 komentar:
Posting Komentar