Sabtu, 02 Agustus 2014

Cerpen Remaja Cintaku Dibalik Sayap Peri Kecilku

Edit Posted by with No comments


Cintaku Dibalik Sayap Peri Kecilku

“Cinta begitu membingungkan. Meski dapat dirasakan, namun sulit terlihat, jika dipikirpun masuk akal. Berribu rasa tumbuh sumbur didalamnya. Bersama cinta suka dan duka terasa indah. Ehmmm… Aneh ya? tapi itulah cinta”

Angin membisik lembut telingaku menusuk lirih tubuhku. Dan menggiring partikel-partikel gelombang transversal dan longitudinal yang menyebabkan getaran bunyi bel masuk ke telingaku. Aku pun terkaget dengan bunyi bel pulang.
 Teng… teng… teng… teng… Aku pun mulai berkemas. Usai berdoa semua siswa mengucapkan salam. Aku dan Annya berjalan menuju pintu gerbang sambil menunggu jemputan. Tak lama kemudian Om Annya datang. “ Aku duluan ya, Mo? bye…” seru Annya sambil melambaikan tangannya. Aku tak menjawab apapun, Aku hanya tersenyum manis kepada sahabatku itu. Lalu  Aku menunggu dan terus menunggu. Lima belas menit sudah berlalu, Aku masih tetap duduk termangu menunggu ibu. Mataku berkaca-kaca Aku hampir saja meneteskan air mataku. Tapi Aku yakin, pasti sebentar lagi Ibu datang menjemputku. Dan Aku harus berlatih sabar. Matahari mulai tergelincir dan hari mulai sore. Di ujung jalan terlihat Ibuku datang dengan motor kesayangannya. Aku sangat bahagia karena kesepian dan kesedihanku telah usai. Tanpa basa-basi aku langsung naik ke motor.
ฐสฐ
3 bulan kemudian
Aku sangat rindu pada sahabat baikku. Lalu Aku meneleponnya.                                                                                                                  “ halo… sore An, lagi ngapain nih? Bagaimana kabarmu disana? ” sapaku.                                                                                                                              
“ sore juga, lagi dugem nih. Eh… maksud Aku duduk gembira,
Aku baik-baik aja kok. Kalau kamu, Mo?” jawab Annya dengan
Riang
“ tentu baik dong, Alhamdulillah. Ngomong-ngomong  kamu 
   jadi nih nglanjutin school di SBI? Aku tuh nggak mau berpisah
   sama kamu “ kataku sambil mencucurkan air mata    
 “ iya, Aku juga sedih. Tapi kamu juga akan bahagia kok disana.
   Kamu akan menemukan sahabat yang lebih baik dari Aku”  
   ucap  Annya dengan nada lirih dan sedih
“ good luck ya… semoga kamu happy disana. Walau kamu
   punya  teman baru jangan lupain Aku. Sering-sering kasih
   kabar ya…” ucapku dengan penuh harap.
“ baik Mo, udah ya… Aku mau bantu-bantu tanteku dulu”    
  jawab Annya dengan mengusap air mata yang berlinang
  dipipinya.
ฐสฐ
Aku sangat gugup karena hari sudah sangat siang, ku naiki motor maticku dan ku tancap gas sekuat-kuatnya. Sesampai ku di sekolahan. Dengan secepat kilat Aku pun berlari menuju papan pengumuman. Huahuahua….  Napasku tak beraturan kayak hari senin-kamis aja hahaha…. Ku usap keringat dikeningku. Lalu aku mencari namaku “ Momokama Natsyumi ”. “ wah… itu namaku ada di nomer  tujuh  puluh  tiga “ ternyata aku masuk di kelas X.4.  Aku pun langsung mencari kelas X.4. Tapi Aku binggung dimana letaknya disini banyak sekali ruangan. Aku berjalan kesana-kemari namun hasilnya nihil. Tiba-tiba seorang bapak setengah paruh baya mendekatiku.

 “ De, lagi mencari ruangan ya?” seru bapak itu dengan ramah.
“ ya pak. Saya sedang mencari kelas X.4?” tanyaku dengan  napas terengah-engah.
“ oh bapak tahu, mari bapak antar “ jawab bapak itu dengan senang hati.

Ternyata kelas X.4 di lantai tiga berdekatan dengan ruang musik. Aku pun langsung masuk ke kelas tersebut. Semua siswa sudah duduk rapi di bangku masing-masing. Hanya tersisa satu bangku di pojok kanan. Karena Aku terlambat maka Aku disuruh memperkenalkan diri dengan mengunakan bahasa inggris.
ฐสฐ
Keesokkan harinya Aku berangkat lebih awal. Karena Aku takut terlambat lagi. Saat pelajaran Sejarah, tiba-tiba mataku terpaku pada sesosok orang yang duduk di pojok kiri belakang. Parasnya menggetarkan hatiku , senyumnya mengisi celah hatiku, hatiku pun berbunga-bunga. Dan mendadak sinyalku kuat. Dengan tiba-tiba sinyal-sinyal simpatiku menghampirinya.Tak kurasa aku jatuh cinta.

Teng… teng… teng… bel istirahat berbunyi. Sewaktu istirahat pasti hampir semua siswa pergi ke kantin, itulah kebiasaan yang sudah melekat erat di Negara kita. Seperti biasa Aku dan Nina pergi ke kantin. Di tengah-tengah perjalannan Aku teringat ada sesuatu yang tertinggal di tas, dalam perjalanan Aku bertanya-tanya apa yang tertinggal itu. Tanda Tanya besar hinggap dipikiranku. Langakahku terhenti.
‘’ Nin, uangku ketinggalan di tas’’ seruku panik
‘’ yuk kita ambil’’ jawab Nina santai
Ku masuki kelas dan ku ambil uang di tas. Dengan tiba-tiba mataku melirik ke pojok belakang. Ternyata dipojok belakang tersebut ada seorang cowo yang sedang asyik mainan HP.
 “ cowo itu yang kumaksud, Nin. Aku ngefans banget sama dia”                               
   kataku sambil memandanginya
“ oh…. Itukan Mico “ jawab Nina
“ maksud kamu, Mico Nico Andilo?” Aku pun bertanya lagi
“ kok kamu tahu sih?” Nina pun balik Tanya padaku
“ karena kemarin tuh Aku sempet baca dibuku absensi,
   Pasti dia udah punya cewe. Apa kamu tahu siapa nama
   cewenya?” tanyaku penasaran
“ kalau nggak salah namanya Masyha, dia anak kelas X.2”
“ mending kita jalan-jalan yuk… Aku BT banget nih” ajakku dengan kesal

          Ketika Aku dan Nina sedang di kantin. Aku lihat kalau Mico dengan seorang cewe sedang bermesraan. Rasanya  hatiku jatuh dari langit ke tujuh hancur berkeping-keping.

“ jealous jealous jealous………rasanya sakit nih. Aku tuh nggak
setuju buanged kalau mico memadu cinta dengan cewe dijay
itu” kataku penuh sengit
“ yupzzz… Aku juga nggak setuju banget sama cewe dijay itu.
Nggak level  banget dengan Mico. Mico kan anaknya cakep,
cool, manis, keren, care, tubuhnya jangkung, terus kulitnya
putih bersih lagi, pokoknya paz disemua sudut yang sejajar
  dengan hatiku. Kita berdua kan sama-sama ngefans sama Mico”
  jawab  Nina membela

          Teng… teng… waktunya pelajaran Geografi. Biasa setiap pelajaran geografi pasti ada tugas kelompok. Dan biasanya lagi pembagian kelompoknya menurut nomer absen. Bagian itu yang ku suka. Karena apa? Karena Aku pasti satu kelompok dengan Mico.

          Sepulang sekolah Aku, Mico, Mikha, Nina, dan Nino berkumpul ditempat parkir.

“ be the way, kita mau ngerjain tugas dimana nih?” Tanya Mikha
  dengan nada rendah. Mungkin dia cape
“ bagaimana kalau dirumah Aku aja? kalian tahu rumah Aku
   kan?” ajakku
“ jauh dari jalan Mangga nggak?” Tanya Mico
“ dekat kok… rumah Aku di blok F, jalan Manggis nomer 21”
   jelasku
“ kalau nggak salah itu kan perumahan pegawai. Memang   
   Bokap nyokap kamu pegawai?” Tanya Mikha dengan penasaran
“ bokapku memang pegawai. Tapi nyokap cuma wanita karir
   biasa. Aku tunggu di rumah jam tiga ya… don’t forget?”
   seruku penuh harap.
                                                                                                                                                           
Usai membuat jus dan mengemasi kue-kue kecil. Aku duduk manis di taman belakang rumahku. Teman-teman pun sudah berkumpul.
Mico bertanya dengan serius “ kita mau memulai dari mana nih?”.
 “ bagaimana kalau Nina dan Nino yang gambar. Lalu Aku,
    kamu, dan Mita mencari-cari materi di internet” itulah
    sedikit pendapatku.
“ kalian setuju?” tanyaku untuk memulai bekerja. 
ฐสฐ
3 bulan pun berlalu. Batinku makin tersiksa dengan perasaanku yang semakin menjadi-jadi. Mungkin dihatinya aku hanyalah teman dekat. Hubungan mereka pun masih berjalan, walau sempat putus nyambung. Tapi akhir-akhir ini sikap masyha agak aneh.

          Suatu hari sepulang sekolah. Aku hendak pergi ke toko buku dengan naik motor maticku. Sesampai di toko buku. Ku parkir motorku disamping motor pespa berwarna biru. Tiba-tiba terdengar suara yang sangat keras. Kayaknya sumber suara tersebut tidak jauh dari sini. Aku pun berusaha mendekati krumunan itu. “ kayaknya ada kecelakaan tuh” kataku dalam hati. Ku lihat dua orang berbocengan naik motor ninja tergeletak berlumuran darah. Luka kedua orang tersebut cukup serius. karena penasaran lalu Aku berusaha mendekatinya. “ kalau nggak salah ini kan masyha? Tubuhnya penuh dengan darah. Tapi Aku heran Kenapa dia pergi bersama cowo lain. Bukannya dia masih sama Mico? Apa jangan-jangan dia… selingkuh???”. Aku pun makin penasaran,  lalu aku mencoba bertanya pada seorang bapak yang berdiri disampingku.
“ permisi pak, apakah bapak tahu tentang kejadian kecelakaan
  ini?”
 “ ya De, tadi bapak melihat mereka berdua ini kelihatan
   seperti  sepasang pelajar yang baru pulang sekolah
   yang ingin pergi bersama. Maksud bapak jalan berdua.
   Mereka berjalan dengan kecepatan tinggi dan dengan arah
   yang berlawanan  ada sebuah truk dan kendaraan lain. Lalu di
   perempatan jalan ini mereka menabrak truk tersebut. Lebih
   parahnya lagi De, kemungkinan nyawa mereka tidak tertolong
   lagi” jelas bapak  tadi.
“ terima kasih ya pak atas informasinya” seruku penuh haru
“ oh sama-sama De ”jawab bapak itu dengan santun
ฐสฐ
Dihari Rabu yang mendung, semendung perasaan Mico yang ditinggal kekasihnya. Apalagi dia tahu, selama dua minggu terakhir ini sikap Masyha aneh. Nomernya sulit dihubungi, diajak jalan pun susah. Ternyata Masyha mendua dengan Egi anak SMA Swasta Bhakti Bangsa. Mico sangat terpukul atas kejadian tersebut. Aku pun berusaha untuk menghiburnya.

          Sekarang Aku selalu bersama Mico. Ke kantin, ke perpustakaan, bahkan duduk sebangku. Hari-hari telah ku lewati bersamanya. Puluhan tugas telah ku kerjakan bersamanya. Aku dan Mico sangatlah dekat. Dan sekarang Mico sudah mulai melupakan Masyha. Yangku sayangkan Aku tidak tahu alamat rumah Mico.
          ฐสฐ
Di hari minggu Mico menelponku. Katanya dia mau mengajakku main ke pusat perbelanjaan. Aku diajak main game bersamanya. Karena Mico sangat jago. Akhirnya Mico memenangkan gamenya. Lalu bapak petugas memberikan sebuah hadiah boneka Tedi yang lucu. Tiba-tiba Mico memberikan kepadaku.
“ Co, pulang yuk… cape nih” kataku dengan ekpresi lemas
“ ya, sayangku. Tapi makan dulu yuk lapar nih” jawab
Mico dengan memegang tanganku dan menatapku  penuh arti.
“ tadi kamu panggil Aku apa?”
“ dasar cewe tuli… “ ejek Mico. Aku langsung memapangkan
  cembrut diwajahku.
“ Mo, kamu lebih cantik cemberut deh… hehehe”
“ fitnah banget, sakit tahu sana-sini difitnah terus”

Ditengah-tengah makan Aku tak sadar kalau aku telah mengatakan “ wo ai ni Mico” Aku menatapnya penuh harap. Mico pun merespon ucapanku tadi. Lalu dia tertawa kecil hehehe…
“ apa Mo? Kamu cinta Aku?” Tanya Mico penasaran
“ sebenarnya Aku malu untuk jelasin ini. Tapi gimana ya… Aku
udah terlanjur. Oke Aku cerita, jujur ya Co. Aku tuh udah  
lama memendam rasa ini. palahan saat kita pertama berte- 
mu. Aku pun sering jealous kalau melihat kamu berduaan   
memadu cinta dengan cewe. Hatiku selalu berapi-api seperti
saat Nagasaki dan Hirosima dibom atom oleh Pasukan
Amerika.Tapi Aku sadar kalau kamu bukan siapa-siapa Aku.
Aku malu untuk ngungkapin ini semua Co”
“ hahaha… kata siapa kamu bukan siapa-siapa Aku? Aku juga
  punya rasa yang sama kok“ Mico pun tertawa

Wajahku memerah, Aku sangat malu dihadapannya.
“ Mo, Aku juga cinta kamu. karena kamu itu cewe yang baik,
  perhatian, cantik, pinter. Terus kamu juga lebih baik dari
  Masyha kok” kata Mico memuja

Lalu Mico mengecup pipi kiriku. Aku sangat bahagia. Akhirnya Aku mulai bisa mengisi celah-celah hatinya. Seakan-akan Aku juga merasakan musim semi di istana al Hamra.

Seusai makan Aku dan Mico pergi ke tempat parkir. Ku ambil motor maticku dan Mico juga mengambil motor ninjanya. Saat di perjalanan, tiba-tiba ban motor Mico kempes. Lalu kita membawanya ke bengkel terdekat. Hari sudah senja, so… motor Mico terpaksa ditinggal dan dengan senang hati Mico pun pulang bersamaku naik motorku.
Di perjalanan tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya.
“ say dijok ada jas hujan nggak?” Tanya Mico sambil menarik rem dengan seketika motor pun berhenti
“ kayaknya nggak” jawabku dengan wajah memucat dan tubuh menggigil
“ kamu pasti kedinginan wajahmu pucat banget” seru Mico sambil melepas jaketnya dan memakaikannya ke tubuhku.
Dan kita pun melanjutkan perjalanannya.

Sesampai dirumah Mico. Aku pun disuruh masuk, but… aku sangat malu. Namun Mico memaksa
“ ayolah Mo masuk… kita minum-minum teh dulu. selama kamu
jadi temanku, kamu kan belum pernah main ke rumahku. Dingin
banget lho di luar. Kelak rumah ini kan jadi milikmu juga…“
Mico terus mengajak. Ku langkahkan kakiku Aku pun masuk ke rumah, ketika Aku berjalan menuju ruang tamu ada seorang cewe keluar dari rumah Mico….. ??? dan cewe itu tiba-tiba lari dan memeluku.
“ eh… Momo Aku kangen banget sama kamu” Annya
  memelukku sangat erat.
“ Aku juga begitu. Be the way kamu ngapain disini? Kamu 
   juga temen Mico?”
“ ya iyalah Aku disini Mico kan kakakku” jawab Annya sambil
   Memegang tanganku
“ what… kakak kamu? Setahu Aku kan kamu hanya punya satu
   satu kakak, dan kakakmu kan tinggal di Bandung?”
“ baju kamu basah ganti baju dulu ya…. Nanti kamu bisa sakit”
Ucap Annya

Setelah selesai ganti baju Aku dan Annya melanjutkan cerita tadi
“yupz… karena perusahaan bokapku bangkrut.  Rumah kami di
 Bandung pun jadi jaminan.Terpaksa deh Bokap, Nyokap dan
 kakakku harus pindah kesini. Terus beli Rumah disini.  
 Untungnya bokap langsung dapat pekerjaan”Jelas Annya
 lengkap.
“ An, kamu kenal Momo?” Tanya Mico penasaran
“ yupz… Palahan Momo itu temen dekatku, memang kenapa?”
“ kok Annya nggak pernah cerita ke kakak. Tahu nggak... Siapa
   Pacar kakak sekarang?”
“ I don’t know. Kan Kakak nggak pernah cerita ke Annya”
“ sahabat SMPmu dulu, yang sedang duduk dihadapan kakak”
“ eeehmm… udah sore nih, Aku pulang dulu ya?” seru ku untuk
   Mengakhiri pembicaraan.
“ Aku setuju kok Mo, kalau kamu jadi pacar kakakku.  Sering-
  sering main kesini ya?”
“ oke An, bye…”
ฐสฐ
Puluhan detik terkumpul menjadi menit, puluhan menit terkumpul menjadi jam, puluhan jam terkumpul menjadi hari, kumpulan hari menjadi minggu, kumpulan minggu menjadi bulan. Enam bulan telah ku lewati bersama Mico. Ku perangi panasnya terik matahari dan semua rintangan dihadapanku. Kemarau tahun ini telah berlalu, dan semua itu telah menjadi sejarah dihidupku.

          Musim penghujan tahun ini pun tiba. Ku lukis pelangi pudar dilangit, ku persembahkan untuk kekasihku Mico. Agar Mico dapat mencuri selendangku, saat aku bermain-main di kali. Sehingga,  Aku tak dapat kembali ke kayangan bersama teman-temanku. Agar kudapat memadu cinta bersama Mico untuk selamanya. Meniti hidup di bumi yang indah ini. Mico cinta Momo selamanya.


‘’ TAMAT ‘’

0 komentar:

Posting Komentar